Selasa, 06 November 2012

Mengenal Suku Amish Dan Cara Hidupnya


Suku Amish merupakan masyarakat yang memiliki kepercayaan denomiasi Kristen Protestan Anabaptis. Kepercayaan ini dibawa oleh Jakob Ammann (1656-1730) yang berasal dari Swiss. Suku Amish adalah orang pertama yang hidup di Swiss dan Jerman. Sayangnya, pada abad 18 terjadi konflik di Benua Eropa, seperti perpecahan suku dan agama. Hal itu membuat suku Amish terpaksa meninggalkan tanah kelahiran mereka menuju tanah baru yang lebih aman dan damai. Tanah baru itu adalah Benua Amerika.

Sekitar tahun 1730, suku Amish datang ke Amerika Serikat. Mereka membangun perkampungan di Lancaster County, negara bagian Pennsylvania. Meskipun kebanyakan suku Amish tinggal di Pennsylvania, ada juga yang tinggal di daerah lainnya. Hingga kini mereka tersebar di beberapa negara bagian AS. Sebagian lagi berada di negara Kanada. Menurut data tahun 2010, jumlah suku Amish adalah 249.000 jiwa.

 


Suku Amish sangatlah religius atau taat pada kepercayaannya. Hidup sederhana merupakan salah satu ajaran kepercayaan mereka. Karenanya, mereka memegang teguh dan tidak terpengaruh dengan dunia luar. Sekali mereka melanggarnya, mereka bisa keluar dari komunitasnya.


 Suku Amish mudah dikenali dari kehidupan mereka yang tidak menggunakan peralatan modern. Pakaian mereka juga begitu sederhana dan tanpa warna yang mencolok layaknya pakaian orang-orang yang hidup pada Abad 19. Kaum wanita memakai pakaian panjang hingga dengkul atau mata kaki. Sementara laki-laki memakai celana panjang, kemeja lengan panjang, suspender, dan topi. Kaum laki-laki tidak boleh menumbuhkan kumis. Janggut pun hanya boleh dipanjangkan bagi laki-laki Amish yang sudah menikah.

Suku Amish hidup secara tradisional sperti pendahulu mereka. Karenanya, bahasa Jerman dengan dialek lokal (disebut Jerman-Pennsylvania) dipakai sebagai komunikasi sehari-hari. Bahasa Inggris dipelajari mereka saat di sekolah. Mereka hidup dengan rasa kekeluargaan yang erat. Makan di satu meja dalam satu keluarga adalah wajib bagi suku Amish.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar